Koreksi yang dilakukan
terbagi atas 2, yaitu : koreksi terhadap variasi waktu dan koreksi terhadap
variasi spasial.
Koreksi Variasi Waktu
1. Koreksi
Pasang Surut (Tidal Correction)
Koreksi pasang surut dimaksudkan
untuk menghilangkan perbedaan pembacaan pada alat gravimeter yang disebabkan
oleh pengaruh gaya tarik yang dialami bumi akibat jarak dari bulan dan matahari
setiap saat. Hal ini menyebabkan adanya perubahan besar nilai medan gravitasi
di permukaan bumi secara berkala. Data koreksi pasang surut bumi adalah data
hasil perhitungan teoritik yang diperoleh dari data station yang melakukan
pengukuran tersebut.
2. Koreksi
Apungan (Drift Correction)
Koreksi Apungan (Drift)
atau sering disebutkan koreksi akibat kelelahan alat. Koreksi apungan ini
dimaksudkan untuk menghilangkan kesalahan pembacaan pada alat gravimeter akibat perpindahan alat dari
satu titik ke titik pengukuran yang lainnya. Alat gravimeter sangat sensitif terhadap
goncangan-goncangan yang ada didekatnya maupun saat alat berpindah dari satu
titik ke titik yang lainnya.
Adapun persamaan dari koreksi apungan
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Dc = koreksi drift
dititik B
g’A = harga
gaya gravitasi pada saat tA
gA = harga
gaya gravitasi pada saat t’A
tA = waktu
pengamatan awal di titik A
t’A = waktu
pengamatan akhir di titik A
tB = waktu
pengamatan di titik terakhir
Nilai anomali gravitasi observasi yang telah di koreksi pasang surut dan drift, memiliki persamaan :
Koreksi Variasi Spasial
1. Koreksi
Lintang
Koreksi lintang
dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan gravitasi bumi pada setiap lintang
yang diakibatkan oleh perputaran bumi dan bentuk bumi yang ellipsoid yang
memiliki jarak pendek dan jarak panjangnya. Untuk menghitung koreksi lintang
persamaan sebagai berikut :
2. Koreksi
Udara Bebas (Free-Air Correction)
Koreksi udara bebas
atau koreksi ketinggian dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan gravitasi bumi
akibat pengukuran berada diatas ketinggian mean sea level (msl). Hal ini
menyebabkan bertambahnya jarak dari titik pengamat ke pusat bumi, perubahan
tersebut mengakibatkan nilai gravitasi semakin kecil sehingga harus dilakukan koreksi
terhadap pembacaan alat. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan nilai
pembacaan gravitasi absolute di titik pengukuran.
Adapun permasaan matematis koreksi udara
bebas adalah sebagai berikut :
Dengan h adalah ketinggian dari permukaan
laut.
Maka akan didapat hasil anomali udara
bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Keterangan :
∆g = anomali udara bebas di topografi
(mGal)
Gobs = percepatan gravitasi
observasi di topografi (mGal)
Gθ = percepatan gravitasi
teoritis pada posisi titik amat (mGal)
Nilai 0,3086 merupakan
nilai yang besar yang dapat menutupi nilai anomali yang relative kecil. Maka
dari itu, nilai 0,3086 di koreksi guna memunculkan nilai anomali gravitasinya.
3. Koreksi
Medan (Terrain Correction)
Koreksi medan ini
dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh efek massa di sekitar titik
pengukuran. Koreksi medan (topografi) adalah koreksi pengaruh topografi
terhadap gravitasi pada titik pengukuran, akibat perbedaan elevasi antara
station dengan base station. Pengaruh topografi yang permukaannya relatif kasar
dan perbedaan elevasi yang besar, seperti gunung dan bukit disekitar titik
pengukuran yang dapat mengurangi besarnya medan gravitasi.
Cara perhitungan
koreksi topografi dapat dilakukan dengan menggunakan Hammer Chart yang
dikembangkan oleh Sigmund Hammer. Caranya adalah dengan membagi-bagi daerah
pengukuran menjadi bagian-bagian yang dibatasi oleh komparmen (lengkungan).
4. Koreksi
Bouger (Bouger Correction)
Koreksi bouger ini
dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan ketinggian dengan tidak mengabaikan
massa di bawahnya. Massa ini dianggap lempeng massa (slab) tak berhingga,
densitas ρ dan ketinggian h.
Cara perhitungan
koreksi ekses massa dapat dilakukan dengan menyederhanakan bentuk massanya yang
sebelumnya kompleks dapat dilakukan pendekatan berupa bentuk slab. Massa yang
berlebih ditempat lain dihubungkan dengan daerah yang kosong massanya di tempat
lain.
Adapun koreksi terhadap ekses massa
sebagai berikut :
Keterangan :
ρ = densitas benda dari bidang acuan sampai bidang
referensi (kg/m3)
h = ketinggian titik
pengukuran (m)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar